Cite This        Tampung        Export Record
Judul Akcaya : Meski Seribu Caci Menghampiri, Aku Akan Terus Tumbuh dan Tidak Memilih Mati / Nuris Tyanti, dkk.; pemerhati aksara, Yasmine Nur Hasna ; tata letak dan desain sampul, Sisi Langit ; ilustrator, Zulshof
Pengarang Tyanti, Nuris
Hasna, Yasmine Nur
Zulshof
Sisi Langit
Penerbitan Batam : Kalana, 2021
Deskripsi Fisik vii, 217 [3] hal. :ilus ;20 cm.
ISBN 978-623-6301-47-0
Subjek Antologi Cerpen
Abstrak Matahari begitu terik di atas sana. Jam istirahat tengah berlangsung. Aku sedang menikmati santapan siangku di kafetaria kampus. "Selamat pagi, Bu Asih. Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria. Aku kenal pria itu, dia dosen yang juga mengajar di kampus bersama denganku. Kalau tidak salah, namanya Azam. Aku mengangguk. "Silahkan, pak Azam." "Bu Asih, sebelumnya saya minta maaf jika perkataan saya mungkin akan menyakiti hati ibu. Tetapi, saya hanya penasaran, saya berharap rasa penasaran saya dapat segera hilang dengan mendengar langsung dari Bu Asih." Aku menghela napas panjang. Sepertinya, aku tahu apa yang dia mau tanyakan padaku. Sekali lagi, aku mengangguk. "Silakan, Pak." "Apakah Bu Asih berencana untuk menikah lagi?" Nuris Tyanti, Insyaallah.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Cerita pendek
Target Pembaca Remaja

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
0000000000149 899.221 3 TYA a Dapat dipinjam Perpustakaan Pusat - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000080
005 20211110103253
007 ta
008 211110################d##########j#ind##
020 # # $a 978-623-6301-47-0
035 # # $a 0010-1121000004
082 # # $a 899.221 3
084 # # $a 899.221 3 TYA a
100 0 # $a Tyanti, Nuris
245 1 # $a Akcaya : $b Meski Seribu Caci Menghampiri, Aku Akan Terus Tumbuh dan Tidak Memilih Mati /$c Nuris Tyanti, dkk.; pemerhati aksara, Yasmine Nur Hasna ; tata letak dan desain sampul, Sisi Langit ; ilustrator, Zulshof
260 # # $a Batam :$b Kalana,$c 2021
300 # # $a vii, 217 [3] hal. : $b ilus ; $c 20 cm.
520 # # $a Matahari begitu terik di atas sana. Jam istirahat tengah berlangsung. Aku sedang menikmati santapan siangku di kafetaria kampus. "Selamat pagi, Bu Asih. Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria. Aku kenal pria itu, dia dosen yang juga mengajar di kampus bersama denganku. Kalau tidak salah, namanya Azam. Aku mengangguk. "Silahkan, pak Azam." "Bu Asih, sebelumnya saya minta maaf jika perkataan saya mungkin akan menyakiti hati ibu. Tetapi, saya hanya penasaran, saya berharap rasa penasaran saya dapat segera hilang dengan mendengar langsung dari Bu Asih." Aku menghela napas panjang. Sepertinya, aku tahu apa yang dia mau tanyakan padaku. Sekali lagi, aku mengangguk. "Silakan, Pak." "Apakah Bu Asih berencana untuk menikah lagi?" Nuris Tyanti, Insyaallah.
650 # 4 $a Antologi Cerpen
700 0 # $a Hasna, Yasmine Nur
700 0 # $a Zulshof
710 0 # $a Sisi Langit
990 # # $a 0000000000149
Content Unduh katalog