Judul | Tafsir Sebagai Strategi Kebudayaan / Imam Muhsin ; desain sampul, Sufi ; tata letak, Suhaimi |
Pengarang | Muhsin, Imam Sufi Suhaimi |
Penerbitan | Yogyakarta : Semesta Aksara, 2018 |
Deskripsi Fisik | x, 201 hal. :ilus |
ISBN | 978-602-52582-1-3 |
Subjek | Masalah Kebudayaan Pluralisme Enkulturasi Islam Khazanah Tafsir Jawa Teologi Mu'tazilah |
Abstrak | Pandangan bahwa tafsir merupakan sebuah mekanisme kebudayaan, berarti tafsir al-Qur'an diposisikan sebagai sesuatu yang khas insani. Hal ini sekaligus mempertegas perbedaan dua entitas yang telah disebutkan dimuka, yaitu al-Qur'an sebagai perwujudan kalam ilahi yang suci, di satu pihak, dan tafsir al-Qur'an sebagai karya manusia yang profan, di pihak lain. Di samping itu, berdasarkan definisi yang dikemukakan para ulama, keberadaan tafsir al-Qur'an tidak bisa lepas dari peran akal, potensi dasar terpenting yang dimiliki manusia sebagai pembentuk kebudayaan. Jika segala sesuatu yang dihasilkan atau diperbuat manusia disebut sebagai kebudayaan, maka tafsir al-Qur'an sebagai hasil kerja akal manusia pada dasarnya merupakan fenomena kebudayaan. (Penulis) |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Bukan fiksi atau tidak didefinisikan |
Target Pembaca | Kelompok khusus |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000000256 | ||
005 | 20211217090722 | ||
007 | ta | ||
008 | 211217################f##########0#ind## | ||
020 | # | # | $a 978-602-52582-1-3 |
035 | # | # | $a 0010-1221000086 |
100 | 0 | # | $a Muhsin, Imam |
245 | 1 | # | $a Tafsir Sebagai Strategi Kebudayaan /$c Imam Muhsin ; desain sampul, Sufi ; tata letak, Suhaimi |
260 | # | # | $a Yogyakarta :$b Semesta Aksara,$c 2018 |
300 | # | # | $a x, 201 hal. : $b ilus |
520 | # | # | $a Pandangan bahwa tafsir merupakan sebuah mekanisme kebudayaan, berarti tafsir al-Qur'an diposisikan sebagai sesuatu yang khas insani. Hal ini sekaligus mempertegas perbedaan dua entitas yang telah disebutkan dimuka, yaitu al-Qur'an sebagai perwujudan kalam ilahi yang suci, di satu pihak, dan tafsir al-Qur'an sebagai karya manusia yang profan, di pihak lain. Di samping itu, berdasarkan definisi yang dikemukakan para ulama, keberadaan tafsir al-Qur'an tidak bisa lepas dari peran akal, potensi dasar terpenting yang dimiliki manusia sebagai pembentuk kebudayaan. Jika segala sesuatu yang dihasilkan atau diperbuat manusia disebut sebagai kebudayaan, maka tafsir al-Qur'an sebagai hasil kerja akal manusia pada dasarnya merupakan fenomena kebudayaan. (Penulis) |
650 | # | 4 | $a Enkulturasi Islam |
650 | # | 4 | $a Khazanah Tafsir Jawa |
650 | # | 4 | $a Masalah Kebudayaan |
650 | # | 4 | $a Pluralisme |
650 | # | 4 | $a Teologi Mu'tazilah |
700 | 0 | # | $a Sufi |
700 | 0 | # | $a Suhaimi |
No | Nama File | Nama File Format Flash | Format File | Action |
1 | Repository UIN Suka Yogyakarta - Tafsir Sebagai Strategi Kebudayaan - Imam Muhsin - Semesta Aksara (2018).pdf | Repository UIN Suka Yogyakarta - Tafsir Sebagai Strategi Kebudayaan - Imam Muhsin - Semesta Aksara (2018) | Baca Online |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :